BlacBerry Gemini (credit: Boy Genius Report) |
Bila produsen BlackBerry Research in Motion (RIM) mampu mewujudkan kantor layanan purna jualnya di Indonesia pada 21 Agustus mendatang, dipastikan, beberapa operator bakal kembali giat memasarkan handset BlackBerry teranyarnya.
Handset BlackBerry anyar yang paling dekat menyapa pengguna tanah air kemungkinan besar adalah BlackBerry Gemini alias BlackBerry 9300. Indosat, XL, dan Axis adalah operator-operator yang masih menunggu komitmen RIM menuntaskan layanan purna jualnya tepat sesuai tenggat yang diberikan.
"Sebenarnya kami sudah siap untuk melakukan kegiatan promosi untuk memasarkan Gemini," ujar Handono Warih, BlackBerry and 3G Broadband Manager, Enterprise and Carrier, Excelcomindo Pratama (XL), kepada VIVAnews Rabu 22 Juli 2009.
Menurutnya, XL masih belum mendapatkan jadwal waktu dari RIM tentang kapan Gemini bakal dirilis. "Kami mengharapkan untuk bisa menjadi operator pertama yang menyediakan BlackBerry Gemini," kata Warih.
Sebenarnya, ia menerangkan, sedianya RIM sudah menjadwalkan untuk merilis secara resmi produk ini di Indonesia, pada bulan Juli. Namun, karena pemerintah menuntut RIM untuk segera menyediakan kantor layanan purna jual di Indonesia, rencana ini menjadi terkatung-katung dan molor dari jadwal.
Pasalnya, bila RIM tidak segera menuruti tuntutan pemerintah, pemerintah tak akan lagi mengeluarkan sertifikasi terhadap handset-handset RIM, sehingga mereka tak akan bisa lagi memasarkan model handset terbaru Blackberry di Indonesia. "Kami harap, BlackBerry Gemini bisa dijual sebelum lebaran," Warih menambahkan.
Selain XL, kemungkinan Indosat untuk menjadi operator pertama yang menyediakan handset Gemini, juga terbuka lebar. Menurut Marketing Director Indosat Guntur S Siboro, Indosat juga sedang memproses pengiriman impor BlackBerry Gemini ke Indonesia.
"Kami masih menunggu komitmen RIM, karena semuanya tergantung dari keluarnya sertifikasi," ujar Guntur kepada VIVAnews. Menurut Guntur, BlackBerry Gemini sendiri merupakan handset yang ditujukan bagi pasar yang lebih low-end, sehingga harganya pun bisa lebih murah.
Guntur menjelaskan, ponsel Gemini memiliki spesifikasi yang mirip seperti Javelin (BlackBerry 8900), dengan beberapa kekurangan dibanding Javelin. "Kemampuan kamera Gemini masih di bawah Javelin," kata Guntur.
Jadi, bila kamera Javelin 3,2 megapiksel, maka kamera Gemini hanya 2 megapiksel. Selain itu, kualitas bahan handset Gemini juga masih di bawah Javelin. Hanya saja, kata Guntur, memiliki kapasitas memori yang lebih besar daripada Javelin, dan ia dilenkapi dengan koneksi WiFi.
Javelin sendiri adalah handset yang bekerja di jaringan quad-band GSM (non-3G), memiliki layar LCD TFT 480 x 360 piksel, GPS terintegrasi, dengan prosesor berkecepatan 512 MHz dengan memori RAM 256 MB. Ia mampu menyokong video DivX dan XviD, namun tak memiliki pemutar radio FM.
Dengan beberapa kekurangan dibandingkan Javelin, isu yang muncul dari kalangan operator penggadang BlackBerry mengatakan bahwa handset ini kemungkinan bisa dibanderol seharga Rp 2 jutaan. Guntur pun tak menampik kemungkinan tersebut. "Bisa saja harganya sekitar itu," katanya.
Namun, ia belum berani memastikan, karena proses order masih belum kelar. Hal senada diungkapkan oleh Warih. "Bisa jadi Gemini dijual sekitar itu (Rp 2 jutaan). Bila ada operator pesaing yang menjual seharga itu, kami seharusnya menjual dengan harga yang juga kompetitif," kata Warih.
sumber : teknologi.vivanews.com
Handset BlackBerry anyar yang paling dekat menyapa pengguna tanah air kemungkinan besar adalah BlackBerry Gemini alias BlackBerry 9300. Indosat, XL, dan Axis adalah operator-operator yang masih menunggu komitmen RIM menuntaskan layanan purna jualnya tepat sesuai tenggat yang diberikan.
"Sebenarnya kami sudah siap untuk melakukan kegiatan promosi untuk memasarkan Gemini," ujar Handono Warih, BlackBerry and 3G Broadband Manager, Enterprise and Carrier, Excelcomindo Pratama (XL), kepada VIVAnews Rabu 22 Juli 2009.
Menurutnya, XL masih belum mendapatkan jadwal waktu dari RIM tentang kapan Gemini bakal dirilis. "Kami mengharapkan untuk bisa menjadi operator pertama yang menyediakan BlackBerry Gemini," kata Warih.
Sebenarnya, ia menerangkan, sedianya RIM sudah menjadwalkan untuk merilis secara resmi produk ini di Indonesia, pada bulan Juli. Namun, karena pemerintah menuntut RIM untuk segera menyediakan kantor layanan purna jual di Indonesia, rencana ini menjadi terkatung-katung dan molor dari jadwal.
Pasalnya, bila RIM tidak segera menuruti tuntutan pemerintah, pemerintah tak akan lagi mengeluarkan sertifikasi terhadap handset-handset RIM, sehingga mereka tak akan bisa lagi memasarkan model handset terbaru Blackberry di Indonesia. "Kami harap, BlackBerry Gemini bisa dijual sebelum lebaran," Warih menambahkan.
Selain XL, kemungkinan Indosat untuk menjadi operator pertama yang menyediakan handset Gemini, juga terbuka lebar. Menurut Marketing Director Indosat Guntur S Siboro, Indosat juga sedang memproses pengiriman impor BlackBerry Gemini ke Indonesia.
"Kami masih menunggu komitmen RIM, karena semuanya tergantung dari keluarnya sertifikasi," ujar Guntur kepada VIVAnews. Menurut Guntur, BlackBerry Gemini sendiri merupakan handset yang ditujukan bagi pasar yang lebih low-end, sehingga harganya pun bisa lebih murah.
Guntur menjelaskan, ponsel Gemini memiliki spesifikasi yang mirip seperti Javelin (BlackBerry 8900), dengan beberapa kekurangan dibanding Javelin. "Kemampuan kamera Gemini masih di bawah Javelin," kata Guntur.
Jadi, bila kamera Javelin 3,2 megapiksel, maka kamera Gemini hanya 2 megapiksel. Selain itu, kualitas bahan handset Gemini juga masih di bawah Javelin. Hanya saja, kata Guntur, memiliki kapasitas memori yang lebih besar daripada Javelin, dan ia dilenkapi dengan koneksi WiFi.
Javelin sendiri adalah handset yang bekerja di jaringan quad-band GSM (non-3G), memiliki layar LCD TFT 480 x 360 piksel, GPS terintegrasi, dengan prosesor berkecepatan 512 MHz dengan memori RAM 256 MB. Ia mampu menyokong video DivX dan XviD, namun tak memiliki pemutar radio FM.
Dengan beberapa kekurangan dibandingkan Javelin, isu yang muncul dari kalangan operator penggadang BlackBerry mengatakan bahwa handset ini kemungkinan bisa dibanderol seharga Rp 2 jutaan. Guntur pun tak menampik kemungkinan tersebut. "Bisa saja harganya sekitar itu," katanya.
Namun, ia belum berani memastikan, karena proses order masih belum kelar. Hal senada diungkapkan oleh Warih. "Bisa jadi Gemini dijual sekitar itu (Rp 2 jutaan). Bila ada operator pesaing yang menjual seharga itu, kami seharusnya menjual dengan harga yang juga kompetitif," kata Warih.
sumber : teknologi.vivanews.com